Melawan SARA

Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan dan keberagaman budaya, ras, suku, dan lainnya.  Adapun keberagaman ini sudah ada sejak sebelum terbentuknya NKRI di Nusantara.

Namun saat ini keberagaman Indonesia sedang diuji. Banyaknya isu-isu tentang SARA dari Sabang sampai Merauke membuktikan bahwa, SARA merupakan isu yang paling mudah untuk diprovokasi. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan karena mudah terpancingnya emosi dari masyarakat oleh umpan-umpan SARA yang dilemparkan oleh oknum-oknum  tertentu. Bahkan isu SARA telah masuk ke dunia politik. Sebagai contoh adalah Geert Wilders (politisi garis keras) di Belanda atau Donald Trump di AS. Mereka juga mengembuskan isu SARA. Bahkan hal ini juga terjadi di Indonesia, yaitu kasus pelecehan agama oleh Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, yang memicu terjadinya kampanye hitam SARA.

Mengapa hal demikian dapat terjadi? Hal ini dikarenakan tidak adanya preseden untuk mengatasi SARA. Masyarakat saat ini cenderung lebih memilih media sosial untuk dijadikan panutan. Dimana hal ini menyebabkan lebih mudahnya isu-isu SARA tersebar.  Penyebab lainnya adalah masih lemahnya penegakan hukum (enforcement of law). Ketidaksamaan kedudukan dimata hukum masih sering ditemui. Hal ini menyebabkan SARA tak pernah terkecilkan, karena oknum-oknum pencetus isu SARA lepas dari ikatan hukum dengan mudahnya.

Adapun untuk mengatasi SARA, perlu dilakukan pembenahan dari dalam diri sendiri. Masyarakat dapat mumulai dengan belajar mencerna isu-isu SARA yang beredar dan tidak mudah terpancing emosinya. Sedangkan untuk pemerintah harus memiliki political build yang baik untuk mengatasi SARA serta dapat menjadi panutan bagi masyarakat. Hal lain yang perlu dilakukan adalah memperkuat enforcement of law untuk memberi hukuman yang tegas untuk oknum-oknum pencetus isu SARA.

isu-sara

Oleh: I Gede Satya Krisna Putra

155150200111164


Leave a comment